Jumat, 23 Desember 2011 0 komentar By: obet

Belajarlah menghargai hidup

Belajarlah untuk tidak meminta, selama masih bisa memberi.
Belajarlah untuk tidak merepotkan, selama masih bisa menyelesaikan sendiri.
Belajarlah untuk bersyukur, karena perih itu sedang mengintai masa.
Belajarlah untuk menghargai, karena kebijaksanaan akan berdampingan dengan kearifan.
Janganlah jadi anak manja diantara orang yang sedang belajar dewasa.
Belajarlah utnuk berfikir sebelum berbicara.
Belajarlah untuk bersabar sebelum sempat mengeluh.
Kadang…
Diam itu menguatkan.
Tenang dan arif itu kadang bersanding dengan diam.
Sesekali perlu menahan diri..
Sesekali perlu menyendiri..
Tak ada alasan pasti, ini hanya sekedar belajar tentang arti kesepian.
Kadang…
Sepi membuat hati menjadi berperasaan.
Menjadi bijaksana dalam sendiri.
Kejernihan yang disusul dengan ucapan syukur dalam hati.
Sesekali hati perlu menepi,
atau sesaat untuk sepi.
Belajarlah bijaksana tak harus lewat dunia yang bingar.
Tak harus dari gelak tawa yang berantai.
Tak harus selalu dari bangkun pelajaran.
Tak harus dari cinta dan balut kasih sayang.
Bijaksana bisa kudapat dalam sepi.
Bijaksana bisa kuraih dalam perih,
dalam tangis,
dalam gelap,
dalam luka,
dalam air mata,
dalam sendiri,
dalam kehinaan,
dalam ketundukan,
Tak ada yang abadi karena semua pasti mati.
Tak ada yang mampu menyudahi kecuali suara dari hati nurani.
Sepi adalah waktu..
diaman Tuhan memberikan masa khusus untuk aku dan DIA bermesraan.
dalam luang waktu hyang dibalut bias tafakkur..
Menyesali diri.
Menata ulang mimpi.
Menyusuri hati.
Belajar berpuisi.
Belajar menghargai hidup :)

Kekuatan Seorang Pria

Jacqueline M. Griffiths, psikolog modern dari Inggris pada tahun 1999 menulis Buku yang Best seller berjudul “The Strength Of A Man”. Ia menulis:

Kekuatan seorang pria tidak tercermin pada lebar bahunya, Tapi dalam lebar lengan yang merangkul keluarganya.

Kekuatan seorang pria tidak dalam nada keras suaranya, Tapi dalam kata-kata lembut yang diucapkannya.

Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak teman2nya, Tapi bagaimana cara baik ia memperlakukan istri dan anak-anaknya.

Kekuatan seorang pria bukan bagaimana ia dihormati di tempat kerja, Tapi dalam bagaimana ia dihormati di rumahnya.

Kekuatan seorang pria tidak diukur dari keras tidak pukulannya, Tapi ada dalam sentuhan lembutnya.

Kekuatan seorang pria bukan pada bidang dadanya, Tapi ada dalam hatinya, yang terletak di dalam dada.

Kekuatan seorang pria bukan dari berapa banyak wanita yang ia cintai, Tapi dalam kesetiaannya kepada hanya seorang wanita.

Kekuatan seorang pria bukan dari seberapa kuat ia bisa mengangkat, Tapi seberapa dalam beban yang ditanggungnya.

Kekuatan seorang pria bukan hanya mengandalkan IQ nya saja tapi juga EQ, pengelolaan emosi secara positif.

Sahabatku,
Bapak-Bapak para suami, tunjukkan kekuatan Anda dengan berkumpul dengan keluarga, menyayangi Anak dan istri Anda, memuliakan mereka dan membahagiakannya.

Buktikan kekuatan Anda sebagai seorang pria dengan bertutur kata yg lembut dan membelai istri dan Anak Anda serta menunjukkan kesetiaan Anda kepada mereka.

Bagi ibu2, kirimkan selalu Doa kpd suami tercinta dan dukung ia serta buatlah ia agar menjadi Pria yang kuat dalam keluarga Anda

Keajaiban Cinta

Cinta tak akan pernah begitu indah, jika tanpa persahabatan….. yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya adalah irreversible……
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat.

Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa orang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama.
Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang………..

Begitu juga dalam kasus dimana kamu yang mencari, dan yang lain akan menanti……
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta…. mungkin akan begitu
menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita…..

Tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis…..jauh lebih pedih… Karena saat itu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi….
Cinta itu sebuah jalan. Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen….

Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja……
Cinta tak harus berakhir bahagia….. karena cinta tidak harus berakhir…..

Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan…. dan mengerti apa yang tidak dijelaskan,
sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran… melainkan dari HATI.
Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan,
karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai, melainkan…..berinvestasi.

Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai..
melainkan memanfaatkan.
Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu cintai dari pada kehilangan seseorang yang kamu cintai, karena egomu yang tak berguna itu……..
Bagaimana aku akan berkata ” SELAMAT TINGGAL “…. kepada seseorang yang tidak pernah aku miliki ???????
Kenapa tetes air mata jatuh demi seseorang yang tidak pernah menjadi milikku ???
Kenapa aku merindukan seseorang yang tidak pernah bersamaku dan,
Kenapa aku mencintai seseorang yang cintanya tidak pernah untukku ????

Sangat sulit bagi dua orang yang mencintai satu sama lain ketika mereka tinggal dalam dua dunia yang berbeda…….
Tapi ketika kedua dunia ini melebur dan menjadi satu, itulah yang disebut KEAJAIBAN !!!!!
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga akan gugur kala musim berganti,
Cintailah mereka seperti sungai, sebab Sungai mengalir selamanya……..
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca,
Tapi tancapkan dalam pikiran dan benakmu, bahwa akan ada seseorang yang bersedia untuk menambal kembali lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu…..
Dan akan membuatmu utuh kembali…. Untuk mencintai dan dicintai……

Salam penuh Cinta ^_^

Penjarangan dan Pemangkasan

Penjarangan merupakan tindakan pemeliharaan mengatur ruang tumbuh  dengan cara mengurangi kerapatan tegakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas pohon (Direktorat Jendral Pengusahaan Hutann, 1990). Menurut Kosasih dkk. (2002), penjarangan merupakan tindakan pengurangan jumlah batang per satuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka mengurangi persaingan antarpohon dan meningkatkan kesehatan pohon dalamn tegakan. Pada umumnya, untuk jenis pohon yang cepat tumbuh dilakukan penjarangan pada umur 3-4 tahun, sedangkan pada jenis yang lambat tumbuh dilakukan penjarangan pertama kali pada umur 5-10 tahun.
Penjarangan dilakukan agar tercipta fase-fase pertumbuhan secara baik yang meliputi fase semai (seedling/youngstage), fase sapihan (saplings/thickets), fase tiang (poles/pole stage), dan fase pohon (trees/timber and old timber stage). Tindakan penjarangan dilakukan pada fase tiang dan pohon dengan menebang sebagian pohon, sehingga produksi kuantitatif semata-mata diarahklan ke produksi kualitatif (Baker dkk, 1979).
Penjarangan memiliki enam metode pokok, yaitu penjarangan rendah, penjarangan tajuk, penjarangann seleksi, penjarangan seleksi, penjarangan mekanis, penjarangan bebas (Baker dkk, 1979), dan penjarangan jumlah batang (Manan, 1976; Darjadi dan Handjono, 1976).

  1. 1.      Penjarangan rendah
Penjarangan rendah dilakukan dengan cara menebang pepohonan kelas bawah. Tujuannya untuk membebaskan pepohonan dominan dan pohon kodominandari pengaruh persaingandengan kelas pohon yang lebih rendah. Dasar teorinya adalah terjadinya persaingan cukup berarti antara pohon kelas tajuk lebih rendah dengan pohon kelas dominan dan kodominan. Pohon kelas tajuk rendah menggunakan air dan hara dalam jumlah banyak sehingga merugikan pertumbuhan pohon dominan dan kodominan. Jumlah pohon yang ditebang pada penjarangan bervariasi antara 5% dan 40%. Pelaksanaan penjarangan harus secara bertahap. Penjarangan dimulai dengan menebang seluruh pohon kelas tajuk paling bawah, kemudian diikuti penebangan seluruh pohon kelas tajuk atasnya, demikian seterusnya hingga kebutuhan lingkungan tumbuh terpenuhi sesuai tujuan penjarangan.

  1. 2.      Penjarangan tajuk
Penjarangan tajuk dilakukan dengan cara menebang pepohonan kelas tajuk atas (pohon  dominan dan kodominan) yang tidak bernilai komersial, tujuannya agar pohon dominan dan kodominan yang bernilai komersial dapat tumbuh dengan baik. Pohon kelas tangan (intermediate) yang menghalangi pertumbuhan pohon bernilai komersial juha ditebang. Oleh karena itu, penjarangan tajuk disebut juga penjarangan tinggi, Dasar teroi penjarangannya adalah bahwa pepohgainan kelas tajuk atas yang tidak bernilai komersial menjadi pesaing yang cukup berarti untuk pepohonan komersial dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan kebutuhan ruang tumbuh yang optimal.

  1. 3.      Penjarangan seleksi
Penjarangan seleksi dilakukan dengan cara menebang sewmua pohon nyang termasuk kelas pohon dominan. Tujuannya agar pohon bernilai komersial dalam keals pohonj kodominan dan tengahan dapat tumbuh dengan baik. Pohon kodominan dan pohon tengahan yang tidak ditebang diharapkan menjadi penyusun utama tegakan dan akan dipanen untuk masa yang akan datang. Pada tegakan seumur, penerapan penjarangan seleksi sangat bermanfaat untuk mengatur pertumbuhan tegakan dengan cara menebang pepohonan yang memiliki kecenderungan tumbuh terlalu cepat dan menekan pertumbuhan pohon lainnya.

  1. 4.      Penjarangan mekanis
Penjarangan mekanis dilakukan tanpa melihat posisi tajuk pohon dalam tegakan. Cara penjarangannya dilakukan pada tegakan muda dan seumur yang baru saja dimuali penjarangan. Pada tegakan muda dan seumur biasanya memiliki perbedaan tajuk yang tidak besasr, sehingga belum ada pembagian kelas tajuk pohon. Dasar yang digunakan untuk melakukan penjarangan adalah berdasarkan jarak pohon. Oleh karena itu ada dua macam pola penjarangan mekanis, yaitu penjarangan selang (spacing thinning) dan penjarangan jalur (row thinning).
Penjarangan selang dilakukan dengan pedoman jarak antarpohon, sehingga pohon dengan jarak tertentu dipertahankan untuk tidak ditebang dalam penjarangan, sedangkan pohon lainnya ditebang agar pohon yang tidak ditebang mendapatkan ruang tumbubh yang layak utnuk pertumbuhan optimalnya.
Penjarangan jalur atau penjarangan baris dilakukan dengan cara menebang pepohonan pada beberapa baris tertentu, sehingga akan membentuk jalur yang dapat berfungsi sebagai jalan keluiar masuk peralatan berat. Jadi, prinsipnya hanya dilakukan pada penjarangan awal, sedangkan penjarangan berikutnya dapat menggunakan metode lain.

  1. 5.      Penjarangan bebas
Penjarangan bebas dilakuakn tanpa memperhatikan posisi tajuk suatu pohon atau jarak pohon. Pada prinsip pelaksanaanya pohon yang ditebang memiliki kualitas yang bjelak berdasarkan pengamatan kesehatan, bentuk batang, karakteristik percabangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian pohon yang terkana serangan hama dan penyakit, pohon berbatang bengkok (mengular maupun membusur), pohon yang tumbuh kerdil, pohon dengan batang patah harus ditebang pada penjarangan bebas.

Jumat, 15 April 2011 2 komentar By: obet

Niat + Kemauan + Usaha = Sukses!

Ini merupakan sebuah cerita yang menginspirasi saya. Cerita ini berisi tentang betapa pentingnya kombinasi antara niat, kemauan, dan usaha untuk mencapai kesuksesan. Cerita ini di dapat dari seorang teman dekat saya, yang namanya tidak ingin disebutkan, yang dalam ceita ini bisa disebut sebagai saudara A. Adapun latar dari cerita ini adalah ketika masa kelulusan SMA.
Cerita dimulai, kelulusan SMA diumumkan. Semua siswa tentu menceritakan kesuksesannya masing-masing. Termasuk saya. Saya bercerita tentang hasil UN ku dan rencana kuliahku ke saudara dan teman-teman, salah satunya si A ini. Ketika bertemu, awalnya kami bercerita tentang hasil UN masing-masing, kemudian kami mulai membicarakan topik universitas tempat ingin melanjutkan pendidikan. Saya mengatakan bahwa saya akan melanjutkan ke IPB dan dia bilang bahwa dia akan mlanjutkanke salah satu universitas swasta di Bogor. Saya lantas terkejut dan bertanya kenapa. Saya merasa dia cukup pintar untuk masuk ke universitas yang lebih baik lagi. Lagipula merupakan lulusan sebuah sekolah negeri terkenal di Kota Bogor. Lantas, dia mulai bertanya balik kepada saya kenapa saya memilih untuk bersekolah di SMA saya, SMA Albayan, Cibadak, Sukabumi, yang notabene jauh dari mana-mana, terpencil di suatu lembah yang sunyi, dan beberapa orang bilang sekolah itu tidak ada di peta. Saya termenung. Dia melanjutkan, padahal saya merupakan siswa dari Kota Bogor yang telah memenangi sejumlah lomba di tingkat Jabodetabek dan cukup leading semasa SMP dulu (tanpa bermaksud pamer). Saya benar-benar terdiam mendengar kata-kata itu. Lantas saya menjawab, ”Aku merasa, di sana (SMA negeri di Bogor) bukan tempat yang tepat buatku”. “Nah”, dia jawab, ”Begitu juga denganku, aku merasa melanjutkan ke PTN yang semua orang bagus bukan jalanku”. Saya terdiam dan dia melanjutkan, “Kamu juga merasa begitu, kan? Saat kamu memutuskan untuk melanjutkan bersekolah SMA Albayan. Namun, kamu membulatkan tekadmu dan menjalankannya dengan baik dan sepenuh hati dan lihat hasilnya sekarang, kamu bisa menjadi lulusan terbaik dan juga memenangi sejumlah kejuaraan hingga tingkat nasional (lagi-lagi tanpa bermaksud pamer). Aku ingin sepeti kamu, Car, mungkin ini tidak terlalu hal ini juga tidak terlihat baik di mata orang-orang dan mungkin juga kamu, tapi aku merasa ini jalanku dan yang harus aku lakukan adalah terus maju sembari menjalankannya dengan baik dan sepenuh hati”. Saya terdiam sejenak dan termenung lalu berkata,”hmm, yup, mungkin ini jalanmu, maka jalanilah, setiap ada kemauan pasti ada jalan, jalanilah dan buktikan bahwa kamu bisa menjadi yang terbaik di sana seperti yang engkau cita-citakan”.
Sekianlah cerita singkat tersebut. Teman saya ini memang belum membuktikan tekad dan hasilnya secara langsung, toh dia juga baru masuk tanggal 20 September nanti. Namun satu hal dapat dipelajari, yaitu selama ada niat yang baik, ditambah kemauan yang kuat, serta usaha keras, insyaallah, god willing, semua akan berakhir dengan kesuksesan, dan selama ada kemauan, selalu ada jalan. Jadi tetap semangat, ayo maju raih cita-citamu!

Esdinawan C. Satrija
Jumat, 21 Januari 2011 0 komentar By: obet

Segitiga Api dan Pemindahan Panas


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembakaran merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas, atau panas dan cahaya. Pembakaran sempurna bahan bakar terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang cukup. Terjadinya kebakaran  disebabkan bergabungnya tiga unsur yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen. Teori tersebut dikenal sebagai teori segitiga api (fire triangle) Segi tiga api sangat penting karena dapat memberi tahu kita bagaimana kita dapat memadamkan api Kita dapat mengurangi atau menghilangkan salah satu dari unsur tersebut misal mengurangi bahan bakar, panas atau udara, agar kebakaran tidak membesar dan api bisa dipadamkan.
Proses pembakaran membutuhkan ketiga unsur segitiga api. Jika terdapat salah satu unsur yang tidak ada dalam proses pembakaran, proses pembakaran tidak akan terjadi. Pengaruh banyak atau sedikitnya volume oksigen pada proses pembakaran dapat memberikan efek pada cepat atau lamanya api padam.
Proses pembakaran energi yang dihasilkan berupa panas yang dilepaskan dengan cepat. Perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu:
1.      Konveksi, yaitu perpindahan panas dari satu titik ke titik lainnya dalam suatu cairan melalui pencampuran dari satu bagian cairan ke bagian lainnya.
2.      Konduksi, yaitu perpindahan panas dari satu bagian ke bagian lain pada benda yang sama, atau bagian lain melalui kontak langsung dari benda tersebut.
3.      Radiasi, yaitu peroindahan panas dari satu benda ke benda lainnya tanpa ada kontak dengannya, tetapi melalui gerakan gelombang elektromagnetik.




B.     Tujuan Praktikum
1.      Untuk membuktikan bahwa terjadinya proses pembakaran harus tersedia ketiga unsur bahan baku proses pembakaran yaitu bahan bakar, sumber panas dan oksigen.
2.      Untuk menentukan macam-macam cara pemindahan panas pada suatu proses pembakaran

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mengelola hutan, pihak pengelola tidak akan lepas dari masalah gangguan keamanan pada hutan. Pada hutan tanaman, selain gangguan hama penyakit dan pencurian, kebakaran hutan merupakan masalah yang mengakibatkan kerugian baik secara ekonomi, sosial maupun ekologi. Kebakaran hutan dalam waktu singkat dapat mengakibatkan kerugian yang besar dibandingkan faktor perusak hutan yang lain. Penyebab kebakaran hutan dapat bermacam-macam baik dari alam maupun karena kegiatan manusia. Kebakaran hutan akibat perbuatan manusia merupakan penyebab terbesar dari peristiwa kebakaran hutan di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan makin meningkatnya jumlah dan mobilitas penduduk sehingga kontak antara hutan dan penduduk makin tinggi. Selain itu kebutuhan akan lahan garapan dan kesempatan kerja juga makin meningkat sehingga menjadikan aksesibilitas manusia terhadap hutan makin mudah. Para peladang berpindah sering dituduh sebagai penyebab terjadinya kebakaran di hutan alam, karena pembukaan lahannya dilakukan dengan jalan membakar areal yang akan ditanam (prescribed burning).
Angin merupakan faktor pemacu dalam tingkah laku api. Angin mempercepat pengeringan bahan bakar, memperbesar ketersedian oksigen sehingga api berkobar dan merambat dengan cepat. Disamping itu angin dapat menerbangkan bara api yang dapat menimbulkan api loncat, dan terjadinya kebakaran baru.
Bahan Bakar (Pohon, rumput, dan semak dll) dapat terbakar bila tersedia udara dan panas yang cukup. Tiga unsur tersebut biasa disebut “segitiga api”. Bila tiga unsur segi tiga api tersebut tidak tersedia secara lengkap, api tidak dapat membakar. Harus ada panas yang cukup untuk menyulut bahan bakar misalnya: panas dari korek api, batubara, api bekas memasak, dari kendaraan,dari chainsaw, dari puntung rokok dan lain-lain. Dan harus ada udara (oksigen) untuk dapat terbakar, tanpa ada udara sedikitpun api tidak akan hidup (Sanusi Ahmad, 2008)
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor.Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahanlahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala (Suratmo,1985)

BAHAN DAN METODE
a.      Bahan dan Alat
1.    Lilin
2.    Gelas ukur 200 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml
3.    Korek api
4.    Alat pengukur waktu (stopwatch)
5.    Lampu  templok


b.      Metode Praktikum
a.     Segitiga Api
1.    Lilin dinyalakan menggunakan korek api, sumbu antara 0.5-1cm
2.    Lilin yang sudah dinyalakan ditutup oleh gelas 200 ml
3.    Waktu yang diperlukan untuk memadamkan api dihitung menggunakan stopwatch
4.    Gelas didinginkan sampai ke suhu semula
5.    Kegiatan tersebut dilakukan berulang dengan menggunakan gelas ukur yang tersedia sebanyak tiga kali.

b.   Pemindahan Panas
1.    Lampu templok disiapkan dan dikeluarkan sumbunya
2.    Lampunya dinyalakan dengan api yang kecil
3.    Semprong lampu di pegang oleh dua jari ditempatkan di pangkal dan ujung lampu
4.    Lama jari bertahan di kaca lampu di hitung menggunakan stopwatch

HASIL PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Volume Gelas dan Lama Penyalaan
Volume Gelas (ml)
Lama Lilin Menyala
Rata-rata (detik)
1
2
3
200
5.97’
7.44’
7.00’
6.803’
300
13.30’
17.50’
10.78’
11.36’
500
19.00’
17.50’
11.58’
16..03’
1000
26.31’
23.76’
21.30’
23.79’

Hubungan antara volume gelas dengan lamanya lilin menyala


Tabel 2. Hasil Pengamatan Pemindahan Panas pada Lampu Templok
Titik  Pengamatan
Jenis Pemindahann Panas
Keterangan
A (ujung bawah)
Konduksi
2 menit 36 detik
A-B (antara ujung atas-ujung bawah)
Konduksi
1 menit 29 detik
C (7 cm diatas ujung  lampu)
Radiasi
12,18 detik


B.     Pembahasan
                 Proses pembakaran adalah proses kimia-fisika yang merupakan kebalikan dari reaksi fotosintesis. Pada percobaan pertama, lilin menyala paling lama ketika ditutup oleh gelas berukuran 1000 ml dan lilin cepat padam ketika ditutup oleh gelas berukuran 200 ml. Semakin besar ukuran gelas menentukan banyaknya volume oksigen yang ada didalam gelas. Kadar volume oksigen yang sedikit dapat menyebabkan api padam, sedangkan dengan kadar volume oksigen yang lebih banyak api dapat bertahan lebih lama. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan oksigen dapat mempengaruhi dalam prose pembakaran. Sesuia dengan syarat-syarat terjadinya nyala yaitu oksigen, bahan bakar, dan panas. Jika salah satunya tidak ada maka api akan padam.
                 Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan lama nyala api yang dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang terdapat di dalam gelas ukur sebagai variabel bebasnya. Masing-masing gelas dilakukan percobaan dengan 3 kali pengulangan. Pada volume gelas 200 ml didapatkan hasil 5.97’detik (pengulangan 1), 7.44’detik, dan 7 detik dengan rata-rata nyala api selama 6.803’detik. Pada volume gelas  300 ml didapatkan hasil 13.30’detik, 17.50’detik, 10.78’detik dengan rata-rata nyala api selama 11.36’detik. Pada volume gelas 500 ml didapatkan hasil 19.00’detik, 17.50’detik, dan 11.58’detik dengan rata-rata nyala api selama 16.03’detik. Pada volume gelas 1000 ml didapatkan hasil 26.31’detik, 23.76’detik, 21.30’detik dengan rata-rata nyala api selama 23.79’detik.
                 Hasil dari proses pembakaran energi merupakan panas. Perpindahan tersebut dapat berupa konveksi, konduksi, maupun radiasi. Percobaan kedua mengidentifikasi pemindahan panas apa yang terjadi di bagian pangkal, tengah, dan ujung kaca lampu templok. Perpindahan panas yang terjadi pada daerah A (bagian bawah lampu templok) merupakan perpindahan panas berupa konduksi karena perpindahan panas berpindah melalui permukaan kaca lampu templok. Perpindahan panas pada daerah A-B (antara ujung atas-ujung bawah) merupakan proses konduksi yang perpindahan panasnya melalui permukaan kaca lampu templok yang bersentuhan dengan tangan praktikan. Pada bagian C (7cm diatas ujung lampu) terjadi perpindahan panas secara radiasi, yaitu melalui udara yang ada di sekitar api.
                 Terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakakuratannya data yang diperoleh. Faktor-faktor tersebut berasal dari praktikan, alat dan perlakuan yang dilakukan. Faktor ketelitian dalam pengamatan menjadi yang utama saat percobaan dilakukan agar diperoleh data yang akurat. Pada saat menghitung waktu dengan stopwatch masih terjadi keterlambatan dalam menghentikan alat pencatat waktu tersebut. Ketidakrataan permukaan mulut gelas juga berpengaruh terhadap data yang diperoleh karena terdapat celah yang dapat menyebabkan oksigen dari luar masuk ke dalam gelas. Semakin lama lilin digunakan menyebabkan semakin panjang sumbu sehingga berpengaruh terhadap besarnya nyala api yang berbeda disetiap ulangannya.

C.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapat disimpulkan bahwa nyala api pada lilin yang ditutup gelas kaca yang lebih besar memiliki waktu meyala lebih lama dikarenakan pasokan Oksigen yang lebih banyak. Hubungan jumlah pasokan oksigen terhadap nyala api ialah berbanding lurus, yaitu semakin banyak kadar oksigen yang terdapat pada suatu tepat yang bernyala api maka semakin lama waktu nyala api dan dapat mengakibatkan api semkain besar, tetapi sebaliknya apabila jumlah kadar oksigen yang terdapat pada suatu areal yang terdapat nyala api sedikit, maka nyala api yang terjadipun semaki kecil dan lama kelamaan api akan mati jika pemasokan oksigen dihentikan akan mati.

Daftar Pustaka
Sanusi, Ahmad. 2008. Oksigen dan Nyala Api. http://sanoesi.wordpress.com/
                 2008/09/20/oksigen-dan-nyala-api/. (8 Desember 2010)

Suratmo, FG.  1985.  Ilmu Perlindungan Hutan.  Bagian Perlindungan Hutan
               Fakultas Kehutanan IPB.  Bogor.
Kamis, 13 Januari 2011 0 komentar By: obet

Tugas Akhir Dendrologi


BAB I
PENDAHULUAN

a.       Latar belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan jenis-jenis pohon dan termasuk kawasan flora malesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki hutan tropis dan merupakan salah satu yang terluas di dunia. Hutan-hutan yang ada di Indonesia antara lain hutan mangrove, hutan pantai, hutan gambut, hutan hujan tropika, hutan musin, hutan daratan rendah, dan sebaginya.
Untuk melindungi dan mengenal keanekararagaman jenis-jenis pohan yang ada di hutan tersebut, maka didirikanlah beberapa kebun raya diantaranya Kebun raya Bogor, kebun raya cibodas, kebun rayapurwodadi, dan kebun raya'Eka Karya' Bedugul-Bali.
Pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Slands Plantentiun te Buitenzorg atau dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor terjadi pada tanggal 18 Mei 1817 dengan luas 47 hektar. Berdirinya Kebun Raya yang didirikan di samping Istana Gubernur Jendral (sekarang Istana Bogor) ini berdasarkan gagasan dari pemrakarsa jerman yaitu Prof. Dr. C. G. L. Reindwardt. Saat ini, luas Kebun Raya Bogor mencapai 87 hektar. Luasan ini termasuk Istana Bogor yang berada di sekitar kawasan. Curah hujan di daerah yang mempunyai ketinggian 260 mdpl ini berkisar antara 3000 sampai 4300 mm/tahun. Sesuai dengan iklim daerah Bogor, Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi tumbuhan tropika dataran rendah. Jumlah koleksi di Kebun Raya Bogor per Januari 2006 adalah 222 suku, 1257 marga, dan 3423 species. Sedangkan jumlah spesimen yang hidup yakni sekitar 13684 spesimen. Koleksi yang dimiliki Kebun Raya Bogor merupakan koleksi terlengkap yang ada di dunia.
Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, luasnya 120 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Kebun Raya Cibodas mengoleksi  tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk Penelitian flora dan fauna.
Kebun Raya Purwodadi didirikan atas prakarsa Dr. D.F. Van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai Pemekaran dari Stasiun Percobaan S’Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Luasnya 85 Ha dengan Ketinggian 250 mdpl, Curah hujan rata–rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22-32 C, kebun raya ini mengoleksi tanaman dataran rendah, dan iklim kering daerah tropis. Sedangkan Kebun Raya 'Eka Karya' Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering. Selain dari keempat kebun itu, masih ada lagi kebun yang lain, dimana hampir semua provinsi di Indonesia memiliki kebun raya.
Adapun tugas dan fungsi dari Kebun Raya tersebut yang mempunyai setidaknya satu juta pengunjung/tahun ini antara lain sarana konservasi ex-situ, pendidikan. Penelitian, serta wisata dan rekreasi (ekowisata).
Jumlah koleksi tumbuhan Kebun Raya Indonesia sampai dengan April 2008 adalah sebagai berikut:

Bogor
Cibodas
Purwodadi
Bali

Umum
Anggrek
Umum
Anggrek
Umum
Anggrek
Umum
Anggrek
Suku
219
1
242
1
173
1
355
1
Marga
127
120
816
66
839
69
835
78
Jenis
3.443
519
1.689
232
1.582
319
1.927
309
Spesimen
14.354
9.748
7.966
2.054
8.590
2.344
14.096
2.803
    Ket : Koleksi umum Kebun Raya Cibodas termasuk kaktus, sukulen dan lumut. Koleksi umum Kebun Raya "Eka Karya" Bali termasuk aquatik, paku, tanaman upacara adat dan nursery

Untuk itulah, setelah mempelajari mata kuliah dendrologi yang diberikan di Fahutan IPB serta praktikum Dendrologi selama satu semester ini sehingga pada akhir semester (praktikum akhir) diadakan kuliah lapang yang dilaksanakan di Kebun Raya Bogor. Pada saat kuliah lapang, mahasiswa diarahkan mengenal lebih dekat pohon, baik itu menyangkut sifat morfologi pohon, penyebaran, maupun kegunaannya.


b.      Tujuan
  1. Me-review dan melihat lebih dekat serta mengaplikasikan langsung materi kuliah dan praktikum yang diberikan sebelumya di lapangan.
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dan koleksi-koleksi flora yang dimiliki Kebun Raya Bogor.
  3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap tumbuhan yang beranekaragam jenisnya serta menjaganya.
  4. Bekal sebelum mahasiswa menghadapi medan kerjanya setelah lulus sebagai sarjana kehutanan.

BAB II
PEMBAHASAN

Kuliah lapang yang diadakan pada tanggal 29 Desember 2009 di kebun raya bogor ini memiliki berbagai macan jenis tumbuhan. Untuk memudahkan dan mengenalnya Kebun Raya Bogor ditata berdasarkan famili koleksi yang dimilikinya. Dalam penataan ini, Kebun Raya Bogor dibagi ke dalam blok-blok (yang biasanya dipisahkan oleh jalan), diantaranya, yaitu: blok Fabaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Lecythidaceae, Sonneratiaceae, Dillenaceae, Rubiaceae, Ebenaceae, Arecaceae, Lauraceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, Pinaceae, Moraceae, Sapindaceae, Apocynaceae, Sapotaceae, Sterculiaceae, Myristicaceae, Bombacaceae, Clusiaceae, Anacardiaceae, Burseraceae, Dipterocarpaceae, Casuarinaceae, Nymphaceae, dan Annonaceae. Berikut berberapa spesies tanaman beserta familinya yang diamati pada saat kuliah lapang.
1.      Nama lokal           :  Kempas
Nama ilmiah         :  Koompassia excelsa
Famili                   :  Fabaceae
Ciri khas               :  Daun majemuk ganda 2, plagiotropik, bentuk daun
                                       oblongus, meruncing, tata daun altenate, anak daun
                                       opposite, memiliki banir yang menyebar, bunga yang
                                       yang tidak beraturan, serta corolla teratas di dalam.
Kegunaan             :  Tempat beruang madu untuk mencari madu, kayu,
                                       penyubur tanah, peneduh, dan sebagainya.

2.      Nama lokal           :  Merbau
Nama ilmiah         :  Intsia bijuga
Famili                   :  Fabaceae
Ciri khas               :  Kulit batangnya mirip pengelupasan pada kulit pohon
   agathis. Daun majemuk dengan 2 pasang anak daun,
   terkecuali daun-daun di ujung yang hanya memiliki
   sepasang anak daun. Bunga-bunga terkumpul dalam
   karangan di ujung (terminal), buah polong, hitam besar.
Kegunaan             :  Penghasil kayu keras yang bernilai komersial yang
   terdapat di Papua untuk konstruksi bangunan.

3.      Nama lokal           :  Angsana
Nama ilmiah         :  Pterocarpus indicus
Famili                   :  Fabaceae
Ciri khas               :  Daun majemuk ganda 1, alternate, ovatus, tangkai daun
                                       Bentuk membulat, tepi daun bergelombang, bergetah
                                       merah, bunga yang tidak beraturan, corolla teratas di luar,
   serta buah yang bersayap.
Kegunaan             :  Peneduh di pinggir jalan-jalan, penyubur tanah, sebagai
   obat sakit gigi dan sariawan.

4.      Nama lokal           :  Sindur
Nama ilmiah         :  Sindora ciamensis
Famili                   :  Fabaceae
Ciri khas               :  batang lurus, kulit mengelupas, batangnya silindris tinggi
   besar (strata A), hitam, tidak berbanir, cabang ditebang
   jika mulai rapuh, buahnya berbentuk pipih dan berduri-
                                       duri, daun majemuk ganda 1, alternate serta anak daun
                                       apposite.
Kegunaan             :  Tanaman hias.

5.       Nama lokal          :  Ki hujan
Nama ilmiah         :  Samanea saman
Famili                   :  Fabaceae
Ciri khas               :  Batangnya simpodial dan kasar. Dua akar pohon ki hujan
                                       yang berdekatan akan menyatu.
Kegunaan             :  Tanaman peneduh