Sabtu, 03 April 2010 0 komentar By: obet

Tradisi yang Mungkin Terlupakan

Teman-teman blogger..
Di zaman yang semakin modern telah terjadi beberapa pergeseran nilai sosial di masyarakat..seiring dengan pengaruh dari masyarakat global..terutama dalam kehidupan bermasyarakat yang senantiasa individualis..Banyak diantara kita sibuk dengan urusan kita sendiri tanpa memikirkan orang di sekitar kita..Salah satu kegiatan masyarakat yang susah kita temui di masyarakat kota ialah gotong-royong..Gotong-royong biasa dilakukan untuk membangun fasilitas umum yang ada di sekitar kita..Misalnya dalam pembuatan jembatan, pembersihan saluran air maupun dalam pembuatan jalan..

Ibu..Aku Bukan Anak Sapi

Seiring perkembangan zaman, banyak terjadi fenomena-fenomena aneh di sekitar kita..Fenomena yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya atau mungkin muncul kembali setelah dahulu pernah terjadi..
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/03/melanin-susu.jpg
Di zaman sekarang ini, banyak diantara kita yang hidup menjadi wanita karir yang bekerja untuk mendukung keuangan keluarga selain dari penghasilan dari suami..
Jumat, 02 April 2010 0 komentar By: obet

Komputer Ramah Lingkungan dengan Kristal Organik



Kristal ini berwarna merah-oranye dan memungkinkan diciptakannya perangkat elektronik yang lebih ramah lingkungan.

Beberapa jenis komputer bisa menyimpan informasi dengan memakai logam yang bersifat ferroelektrik, atau maksudnya logam itu bisa menciptakan kutub positif dan negatif ketika di tempatkan pada medan listrik. Tapi, biasanya logam yang dipakai adalah jenis yang langka atau beracun.

Laba-laba Vegetarian Pertama di Dunia



Hampir semua spesies laba-laba merupakan jenis predator yang memangsa hewan lainnya, dari serangga sampai burung. Di antara lebih dari 40.000 spesies laba-laba yang ada di dunia, laba-laba yang baru ditemukan ini mungkin jenis pertama diketahui makan tumbuh-tumbuhan.

Hewan berkaki delapan yang diberi nama Bagheera kiplingi itu, hidup di Amerika Tengah khususnya Meksiko dan Costa Rika. Laba-laba vegetarian yang besar tubuhnya hanya seukuran kuku orang dewasa itu memangsa ujung daun akasia.

"Ini benar-benar laba-laba pertama yang diketahui memangsa tumbuh-tumbuhan. Ia juga laba-laba pertama yang diketahu menjadikan tumbuh-tumbuhan sebagai mangsa pokoknya," ujar Christopher Meehan dari Universitas Villanova, Pennsylvania, AS yang melaporkan penelitian tersebut bersama peneliti lainnya dalam jurnal Current Biology edisi teranyar. Ia mengatakan hampir semua buku teks laba-laba tak ada yang pernah menyatakan ada laba-laba pemakan tumbuh-tumbuhan.

Dalam memperoleh sumber makanan ia cukup dibantu peran semut penjaga yang hidupnya juga di pohon akasia. Pasalnya dengan semut yang menguasai akasia, tidak ada herbivora lainnya yang berani mendekat. Namun, karena semut juga makan ujung daun, selain nektar, laba-laba harus melakukan strategi khusus.

Saat berburu mangsa, laba-laba tersebut harus menghindari semut penjaga dengan memanfaatkan jaringnya untuk bergerak naik turun. Laba-laba juga membangun sarangnya di pangkal daun akasia tua yang jarang sekali dilalui semut.

Selain memangsa ujung daun, laba-laba tersebut sebenarnya masih memangsa lainnya seperti larva semut dan nektar. Saat memengsa semut mereka akan berpura-pura menjadi semut dengan melakukan gerakan zig-zag.

Meski demikian, pengamatan yang dilakukan menggunakan rekaman video dan analisis kimia menunjukkan laba-laba tersebut tetap mendapatkan sebagian besar makanan dari tumbuhan. Populasi di Meksiko memperoleh 90 persen makanan dari jaringan tumbuhan dan sisanya larva semut, nektar, dan lainnya. Sementara populasi di Kosta Rika memperoleh 60 persen makanan dari daun akasia.

Ada Udang Hidup di Kedalaman 180 Meter Es Antartika




Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.

Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.

Seekor Penyu Belimbing Berenang dari Papua ke Oregon

Salah satu penyu belimbing yang diberi alat pelacak satelit dilepas dari pantai Papua, Indonesia

Perjalanan seekor penyu belimbing (Dermochelys coriacea) ini mungkin yang terpanjang sepanjang sejarah. Betapa tidak, untuk mencari makan ia harus berenang dari pantai Papua hingga ke pantai Oregon, AS.

Manfaat Catur Bagi Kecerdasan

catur_raksasa.jpg

Selama ini kita beranggapan catur merupakan permainan biasa, yang umum kita temui dimana-mana. Sebagian besar orang percaya bahwa catur dapat meningkatkan kecerdasan karena permainan ini melatih otah para pemainnya. Apakah hanya sekedar "asah otak"?..Para ahli dan peneliti dunia telah melakukan penelitian tentang hal ini, dan berikut ini adalah sebagian dari hasil-hasil penelitiannya yang cukup mengejutkan..
Minggu, 28 Maret 2010 0 komentar By: obet

Fakta Tentang Hutan Kita

Tutupan Hutan

* Luasan total hutan di dunia yakni sekitar 4 milyar hektar, yang mewakili hampir 30 persen dari masa lahan bumi. Sekitar 56 persen dari hutan tersebut berada di kawasan tropis dan subtropis.
* Tutupan hutan tidak tersebar secara merata. Hanya tujuh negara yang memiliki hampir sekitar 60 persen tutupan hutan, 25 negara memiliki sekitar 82 persen dan 18 persen sisanya dimiliki secara proporsional oleh 170 negara.
* Hutan tanaman besarnya sekitar 3,8 persen dari total seluruh kawasan hutan, atau sebesar 140 juta hektar.



Mengapa Pelangi Melengkung?..






Tahukah anda, mengapa Pelangi melengkung ?
Kenapa tidak bulat / persegi atau yang lainnya ?

Pelangi yang indah di langit sedang memanjakan mata kita. Di langit yang masih sejuk akibat tetesan hujan, sungguh sangat membuai hati kita menjadi damai. Tapi pernahkah anda berpikir mengapa pelangi yang indah itu melengkung ?
Kenapa tidak bulat/lurus/persegi?

Mari Jual Karbon dengan Tanam Pohon Trembesi


Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Gusti Muhammad Hatta menyatakan, masyarakat dapat menjual karbon dengan cara menanaman pohon trembesi dan tetap mempertahankan pohon itu untuk tidak ditebang.


"Setiap pohon trembesi dewasa mampu menyerap sekitar 28 ton karbon dalam rangka menekan keberadaan karbondioksida (CO2) untuk mengurangi pemanasan global," kata Gusti di Kotabaru, Minggu.