BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan jenis-jenis pohon dan termasuk kawasan flora malesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki hutan tropis dan merupakan salah satu yang terluas di dunia. Hutan-hutan yang ada di Indonesia antara lain hutan mangrove, hutan pantai, hutan gambut, hutan hujan tropika, hutan musin, hutan daratan rendah, dan sebaginya.
Untuk melindungi dan mengenal keanekararagaman jenis-jenis pohan yang ada di hutan tersebut, maka didirikanlah beberapa kebun raya diantaranya Kebun raya Bogor, kebun raya cibodas, kebun rayapurwodadi, dan kebun raya'Eka Karya' Bedugul-Bali.
Pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Slands Plantentiun te Buitenzorg atau dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor terjadi pada tanggal 18 Mei 1817 dengan luas 47 hektar. Berdirinya Kebun Raya yang didirikan di samping Istana Gubernur Jendral (sekarang Istana Bogor) ini berdasarkan gagasan dari pemrakarsa jerman yaitu Prof. Dr. C. G. L. Reindwardt. Saat ini, luas Kebun Raya Bogor mencapai 87 hektar. Luasan ini termasuk Istana Bogor yang berada di sekitar kawasan. Curah hujan di daerah yang mempunyai ketinggian 260 mdpl ini berkisar antara 3000 sampai 4300 mm/tahun. Sesuai dengan iklim daerah Bogor, Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi tumbuhan tropika dataran rendah. Jumlah koleksi di Kebun Raya Bogor per Januari 2006 adalah 222 suku, 1257 marga, dan 3423 species. Sedangkan jumlah spesimen yang hidup yakni sekitar 13684 spesimen. Koleksi yang dimiliki Kebun Raya Bogor merupakan koleksi terlengkap yang ada di dunia.
Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, luasnya 120 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Kebun Raya Cibodas mengoleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk Penelitian flora dan fauna.
Kebun Raya Purwodadi didirikan atas prakarsa Dr. D.F. Van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai Pemekaran dari Stasiun Percobaan S’Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Luasnya 85 Ha dengan Ketinggian 250 mdpl, Curah hujan rata–rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22-32 C, kebun raya ini mengoleksi tanaman dataran rendah, dan iklim kering daerah tropis. Sedangkan Kebun Raya 'Eka Karya' Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering. Selain dari keempat kebun itu, masih ada lagi kebun yang lain, dimana hampir semua provinsi di Indonesia memiliki kebun raya.
Adapun tugas dan fungsi dari Kebun Raya tersebut yang mempunyai setidaknya satu juta pengunjung/tahun ini antara lain sarana konservasi ex-situ, pendidikan. Penelitian, serta wisata dan rekreasi (ekowisata).
Jumlah koleksi tumbuhan Kebun Raya Indonesia sampai dengan April 2008 adalah sebagai berikut:
Bogor
|
Cibodas
|
Purwodadi
|
Bali
| |||||
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
| |
Suku
|
219
|
1
|
242
|
1
|
173
|
1
|
355
|
1
|
Marga
|
127
|
120
|
816
|
66
|
839
|
69
|
835
|
78
|
Jenis
|
3.443
|
519
|
1.689
|
232
|
1.582
|
319
|
1.927
|
309
|
Spesimen
|
14.354
|
9.748
|
7.966
|
2.054
|
8.590
|
2.344
|
14.096
|
2.803
|
Ket : Koleksi umum Kebun Raya Cibodas termasuk kaktus, sukulen dan lumut. Koleksi umum Kebun Raya "Eka Karya" Bali termasuk aquatik, paku, tanaman upacara adat dan nursery
Untuk itulah, setelah mempelajari mata kuliah dendrologi yang diberikan di Fahutan IPB serta praktikum Dendrologi selama satu semester ini sehingga pada akhir semester (praktikum akhir) diadakan kuliah lapang yang dilaksanakan di Kebun Raya Bogor. Pada saat kuliah lapang, mahasiswa diarahkan mengenal lebih dekat pohon, baik itu menyangkut sifat morfologi pohon, penyebaran, maupun kegunaannya.
b. Tujuan
- Me-review dan melihat lebih dekat serta mengaplikasikan langsung materi kuliah dan praktikum yang diberikan sebelumya di lapangan.
- Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dan koleksi-koleksi flora yang dimiliki Kebun Raya Bogor.
- Menumbuhkan rasa cinta terhadap tumbuhan yang beranekaragam jenisnya serta menjaganya.
- Bekal sebelum mahasiswa menghadapi medan kerjanya setelah lulus sebagai sarjana kehutanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kuliah lapang yang diadakan pada tanggal 29 Desember 2009 di kebun raya bogor ini memiliki berbagai macan jenis tumbuhan. Untuk memudahkan dan mengenalnya Kebun Raya Bogor ditata berdasarkan famili koleksi yang dimilikinya. Dalam penataan ini, Kebun Raya Bogor dibagi ke dalam blok-blok (yang biasanya dipisahkan oleh jalan), diantaranya, yaitu: blok Fabaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Lecythidaceae, Sonneratiaceae, Dillenaceae, Rubiaceae, Ebenaceae, Arecaceae, Lauraceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, Pinaceae, Moraceae, Sapindaceae, Apocynaceae, Sapotaceae, Sterculiaceae, Myristicaceae, Bombacaceae, Clusiaceae, Anacardiaceae, Burseraceae, Dipterocarpaceae, Casuarinaceae, Nymphaceae, dan Annonaceae. Berikut berberapa spesies tanaman beserta familinya yang diamati pada saat kuliah lapang.
1. Nama lokal : Kempas
Nama ilmiah : Koompassia excelsa
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 2, plagiotropik, bentuk daun
oblongus, meruncing, tata daun altenate, anak daun
opposite, memiliki banir yang menyebar, bunga yang
yang tidak beraturan, serta corolla teratas di dalam.
Kegunaan : Tempat beruang madu untuk mencari madu, kayu,
penyubur tanah, peneduh, dan sebagainya.
2. Nama lokal : Merbau
Nama ilmiah : Intsia bijuga
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Kulit batangnya mirip pengelupasan pada kulit pohon
agathis. Daun majemuk dengan 2 pasang anak daun,
terkecuali daun-daun di ujung yang hanya memiliki
sepasang anak daun. Bunga-bunga terkumpul dalam
karangan di ujung (terminal), buah polong, hitam besar.
Kegunaan : Penghasil kayu keras yang bernilai komersial yang
terdapat di Papua untuk konstruksi bangunan.
3. Nama lokal : Angsana
Nama ilmiah : Pterocarpus indicus
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, alternate, ovatus, tangkai daun
Bentuk membulat, tepi daun bergelombang, bergetah
merah, bunga yang tidak beraturan, corolla teratas di luar,
serta buah yang bersayap.
Kegunaan : Peneduh di pinggir jalan-jalan, penyubur tanah, sebagai
obat sakit gigi dan sariawan.
4. Nama lokal : Sindur
Nama ilmiah : Sindora ciamensis
Famili : Fabaceae
Ciri khas : batang lurus, kulit mengelupas, batangnya silindris tinggi
besar (strata A), hitam, tidak berbanir, cabang ditebang
jika mulai rapuh, buahnya berbentuk pipih dan berduri-
duri, daun majemuk ganda 1, alternate serta anak daun
apposite.
Kegunaan : Tanaman hias.
5. Nama lokal : Ki hujan
Nama ilmiah : Samanea saman
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Batangnya simpodial dan kasar. Dua akar pohon ki hujan
yang berdekatan akan menyatu.
Kegunaan : Tanaman peneduh