BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan jenis-jenis pohon dan termasuk kawasan flora malesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki hutan tropis dan merupakan salah satu yang terluas di dunia. Hutan-hutan yang ada di Indonesia antara lain hutan mangrove, hutan pantai, hutan gambut, hutan hujan tropika, hutan musin, hutan daratan rendah, dan sebaginya.
Untuk melindungi dan mengenal keanekararagaman jenis-jenis pohan yang ada di hutan tersebut, maka didirikanlah beberapa kebun raya diantaranya Kebun raya Bogor, kebun raya cibodas, kebun rayapurwodadi, dan kebun raya'Eka Karya' Bedugul-Bali.
Pemancangan patok pertama yang menandai berdirinya Slands Plantentiun te Buitenzorg atau dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor terjadi pada tanggal 18 Mei 1817 dengan luas 47 hektar. Berdirinya Kebun Raya yang didirikan di samping Istana Gubernur Jendral (sekarang Istana Bogor) ini berdasarkan gagasan dari pemrakarsa jerman yaitu Prof. Dr. C. G. L. Reindwardt. Saat ini, luas Kebun Raya Bogor mencapai 87 hektar. Luasan ini termasuk Istana Bogor yang berada di sekitar kawasan. Curah hujan di daerah yang mempunyai ketinggian 260 mdpl ini berkisar antara 3000 sampai 4300 mm/tahun. Sesuai dengan iklim daerah Bogor, Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi tumbuhan tropika dataran rendah. Jumlah koleksi di Kebun Raya Bogor per Januari 2006 adalah 222 suku, 1257 marga, dan 3423 species. Sedangkan jumlah spesimen yang hidup yakni sekitar 13684 spesimen. Koleksi yang dimiliki Kebun Raya Bogor merupakan koleksi terlengkap yang ada di dunia.
Untuk perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium Cibodas) di Jawa Barat, luasnya 120 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Kebun Raya Cibodas mengoleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 Kebun ini dilengkapi dengan Laboratorium untuk Penelitian flora dan fauna.
Kebun Raya Purwodadi didirikan atas prakarsa Dr. D.F. Van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai Pemekaran dari Stasiun Percobaan S’Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Luasnya 85 Ha dengan Ketinggian 250 mdpl, Curah hujan rata–rata per tahun 2366 mm dengan bulan basah antara bulan November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22-32 C, kebun raya ini mengoleksi tanaman dataran rendah, dan iklim kering daerah tropis. Sedangkan Kebun Raya 'Eka Karya' Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 Ha dengan ketinggian 1400 mdpl, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering. Selain dari keempat kebun itu, masih ada lagi kebun yang lain, dimana hampir semua provinsi di Indonesia memiliki kebun raya.
Adapun tugas dan fungsi dari Kebun Raya tersebut yang mempunyai setidaknya satu juta pengunjung/tahun ini antara lain sarana konservasi ex-situ, pendidikan. Penelitian, serta wisata dan rekreasi (ekowisata).
Jumlah koleksi tumbuhan Kebun Raya Indonesia sampai dengan April 2008 adalah sebagai berikut:
Bogor
|
Cibodas
|
Purwodadi
|
Bali
| |||||
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
|
Umum
|
Anggrek
| |
Suku
|
219
|
1
|
242
|
1
|
173
|
1
|
355
|
1
|
Marga
|
127
|
120
|
816
|
66
|
839
|
69
|
835
|
78
|
Jenis
|
3.443
|
519
|
1.689
|
232
|
1.582
|
319
|
1.927
|
309
|
Spesimen
|
14.354
|
9.748
|
7.966
|
2.054
|
8.590
|
2.344
|
14.096
|
2.803
|
Ket : Koleksi umum Kebun Raya Cibodas termasuk kaktus, sukulen dan lumut. Koleksi umum Kebun Raya "Eka Karya" Bali termasuk aquatik, paku, tanaman upacara adat dan nursery
Untuk itulah, setelah mempelajari mata kuliah dendrologi yang diberikan di Fahutan IPB serta praktikum Dendrologi selama satu semester ini sehingga pada akhir semester (praktikum akhir) diadakan kuliah lapang yang dilaksanakan di Kebun Raya Bogor. Pada saat kuliah lapang, mahasiswa diarahkan mengenal lebih dekat pohon, baik itu menyangkut sifat morfologi pohon, penyebaran, maupun kegunaannya.
b. Tujuan
- Me-review dan melihat lebih dekat serta mengaplikasikan langsung materi kuliah dan praktikum yang diberikan sebelumya di lapangan.
- Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dan koleksi-koleksi flora yang dimiliki Kebun Raya Bogor.
- Menumbuhkan rasa cinta terhadap tumbuhan yang beranekaragam jenisnya serta menjaganya.
- Bekal sebelum mahasiswa menghadapi medan kerjanya setelah lulus sebagai sarjana kehutanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kuliah lapang yang diadakan pada tanggal 29 Desember 2009 di kebun raya bogor ini memiliki berbagai macan jenis tumbuhan. Untuk memudahkan dan mengenalnya Kebun Raya Bogor ditata berdasarkan famili koleksi yang dimilikinya. Dalam penataan ini, Kebun Raya Bogor dibagi ke dalam blok-blok (yang biasanya dipisahkan oleh jalan), diantaranya, yaitu: blok Fabaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Lecythidaceae, Sonneratiaceae, Dillenaceae, Rubiaceae, Ebenaceae, Arecaceae, Lauraceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, Pinaceae, Moraceae, Sapindaceae, Apocynaceae, Sapotaceae, Sterculiaceae, Myristicaceae, Bombacaceae, Clusiaceae, Anacardiaceae, Burseraceae, Dipterocarpaceae, Casuarinaceae, Nymphaceae, dan Annonaceae. Berikut berberapa spesies tanaman beserta familinya yang diamati pada saat kuliah lapang.
1. Nama lokal : Kempas
Nama ilmiah : Koompassia excelsa
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 2, plagiotropik, bentuk daun
oblongus, meruncing, tata daun altenate, anak daun
opposite, memiliki banir yang menyebar, bunga yang
yang tidak beraturan, serta corolla teratas di dalam.
Kegunaan : Tempat beruang madu untuk mencari madu, kayu,
penyubur tanah, peneduh, dan sebagainya.
2. Nama lokal : Merbau
Nama ilmiah : Intsia bijuga
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Kulit batangnya mirip pengelupasan pada kulit pohon
agathis. Daun majemuk dengan 2 pasang anak daun,
terkecuali daun-daun di ujung yang hanya memiliki
sepasang anak daun. Bunga-bunga terkumpul dalam
karangan di ujung (terminal), buah polong, hitam besar.
Kegunaan : Penghasil kayu keras yang bernilai komersial yang
terdapat di Papua untuk konstruksi bangunan.
3. Nama lokal : Angsana
Nama ilmiah : Pterocarpus indicus
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, alternate, ovatus, tangkai daun
Bentuk membulat, tepi daun bergelombang, bergetah
merah, bunga yang tidak beraturan, corolla teratas di luar,
serta buah yang bersayap.
Kegunaan : Peneduh di pinggir jalan-jalan, penyubur tanah, sebagai
obat sakit gigi dan sariawan.
4. Nama lokal : Sindur
Nama ilmiah : Sindora ciamensis
Famili : Fabaceae
Ciri khas : batang lurus, kulit mengelupas, batangnya silindris tinggi
besar (strata A), hitam, tidak berbanir, cabang ditebang
jika mulai rapuh, buahnya berbentuk pipih dan berduri-
duri, daun majemuk ganda 1, alternate serta anak daun
apposite.
Kegunaan : Tanaman hias.
5. Nama lokal : Ki hujan
Nama ilmiah : Samanea saman
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Batangnya simpodial dan kasar. Dua akar pohon ki hujan
yang berdekatan akan menyatu.
Kegunaan : Tanaman peneduh
6. Nama lokal : Parkia/kedawung
Nama ilmiah : Parkia
Famili : Fabaceae
Ciri khas : memiliki bentuk banir yang akan menyesuaikan diri
dengan kondisi kemiringan tempat tumbuhnya.
Kegunaan : Buah untuk obat pencernaan, minuman (kopi), dan kayu
untuk kontruksi bangunan.
7. Nama lokal : Saga
Nama ilmiah : Adenanthera pavonina
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Batang berkayu, bulat, percabangan simpodial, masih
muda hijau setelah tua hijau kecoklatan. Daun majemuk
ganda 2, berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun 8-
18 pasang, bulat telur, ujung meruncing, pangkal bulat,
tepi rata, panjang 6-25 mm, lebar 3-8 mm, hijau
Kegunaan : Tanaman hias, obat sariawan, dan pakan.
8. Nama lokal : Ampupu
Nama ilmiah : Eucalyptus alba
Famili : Myrtaceae
Ciri khas : Daunnya berhadapan (opposite), tidak berdaun penumpu,
sebagian daun memiliki kelenjar minyak, beraroma
seperti minyak kayu putih, marginal vein, dan ujung daun
meruncing, kulit mengelupas, daun diremas harum.
Kegunaan : Kayu sebagai bahan kontruksi bangunan.
9. Nama lokal : Pandan
Nama ilmiah : Pandanus conoides
Famili : Pandanaceae
Ciri khas : Batang berduri, daun yang memanjang (seperti daun
palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya
besar dan memiliki akar tunjang yang menopang
tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan
berbentuk membulat.
Kegunaan : Buah sebagai suplemen yang menyehatkan tubuh dan
sebagai obat kanker.
10. Nama lokal : Gayam
Nama ilmiah : Inocarpus fagiferus
Famili : Fabaceae
Ciri khas : Batang simpodial, bergelombang dan banyak bercabang,
berdaun kecil dan tunggal, plagiotropik.
Kegunaan : Tanaman peneduh.
11. Nama lokal : Keben
Nama ilmiah : Barringtonia asitica
Famili : Lecythidaceae
Ciri khas : Daun besar, obovate, mengelompok di ujung, tidak
memiliki tangkai dan disebut daun duduk, batang
simpodial, buah beracun menyerupai lampion dan
memiliki akar serabut sehingga dapat mengapung di laut.
Bunganya memiliki stamen yang berlimpah berwarna
merah dan putih
Kegunaan : Obat penyakit mata.
12. Nama lokal : Pedada
Nama ilmiah : Sonneratia caseolaris
Famili : Sonneratiaceae
Ciri khas : Akar pasak, daun opposite decusate, tebal dan berdaging,
tangkai daun berwarna merah muda, kelopak bunga
presisten, akar napas.
Kegunaan : Obat tradisional, yaitu sebagai tapal untuk mengobati
luka, memar, keseleo dan bengkak, mengobati cacar,
buahnya bahan makanan sebagai sayur atau untuk cuka.
13. Nama lokal : Binuang Laki
Nama ilmiah : Duabanga moluccana
Famili : Sonneratiaceae
Ciri khas : Pertulangan tepi daun marginal vein dan daun opposite,
tangkainya persegi, simpodial.
Kegunaan : Obat tradisonal.
14. Nama lokal : Sempur
Nama ilmiah : Dillenia pteropoda
Famili : Dilleniaceae
Ciri khas : Daun tunggal. Alternate, batang simpodial, tulang daun
sekunder langsung kepinggir, tulang daun primer bagian
belakang jelas.
Kegunaan : Kayu untuk kontruksi, tanaman hias, peneduh.
15. Nama lokal : Asoka
Nama ilmiah : Ixora sp.
Famili : Rubiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite, interpetiolaris stipule.
Kegunaan : Tanaman hias.
16. Nama lokal : Bisbul
Nama ilmiah : Diospyros philippensis
Famili : Ebenaceae
Ciri khas : Daun yang tebal, kaku, dan lebar, alternate, Kulit
batangnya hitam, buah lembut seperti mentega, dan
memiliki kerapatan tajuk yang tinggi, batangnya
berwarna hitam dan mengeluarkan getah berwarna
merah, banyak cabang.
Kegunaan : Kayu sebagai bahan kontruksi dan buahnya dapat
dimakan, peneduh, kayu meweh.
17. Nama lokal : Sawit
Nama ilmiah : Elaeis guineensis
Famili : Arecaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, ada pelepah, batang hijau tua.
Kegunaan : Buat kayu fiber, buah untuk minyak sawit.
18. Nama lokal : Kelapa
Nama ilmiah : Cocos nucifera
Famili : Arecaceae
Ciri khas : Tumbuhan multi purpose tree species, daun mejemuk
ganda 1, batang lurus dan tidak bercabang,
Kegunaan : Penghasil minyak goreng, batang untuk kontruksi
bangunan, daun untuk kerajinan dan bungkus makanan,
buah bisa dimakan.
19. Nama lokal : Sagu
Nama ilmiah : Metroxylon sagu
Famili : Arecaceae
Ciri khas : apabila telah berbunga sekali maka tumbuhan tersebut
akan mati, daun majemuk ganda 1, alternate, bagian
bawah lengan utama berduri, tepi daun berduri, antar anak
daun agak renggang.
Kegunaan : Sebagai penghasil sagu (tepung)
20. Nama lokal : Lontar
Nama ilmiah : Borassus flabellifer
Famili : Arecaceae
Ciri khas : Daunnya berbentuk kipas
Kegunaan : Buah dapat dimakan
21. Nama lokal : Kayu Ulin
Nama ilmiah : Eusideroxylon zwageri
Famili : Lauraceae
Ciri khas : Kayunya mengandung eusiderin, batang monopodial,
daun tunggal, alternate, ranting warna kemerahan,
tangkai dan ranting berbulu, ukuruan daun besar.
Kegunaan : Bahan kontruksi bangunan dan perahu
22. Nama lokal : Araucaria
Nama ilmiah : Araucaria husteinii
Famili : Araucariaceae
Ciri khas : Kulit batang mengelupas, daun jarum, batang silindris,
lurus, buah berbentuk kerucut.
Kegunaan : Kayu untuk veneer, kayu lapis, pulp, meubel
23. Nama lokal : Jamuju
Nama ilmiah : Podocarpus imbricatus
Famili : Podocarpaceae
Ciri khas : Memiliki epimatium pada buahnya, daun tunggal,
alternate, pertulangan sejajar, ujung daun runcing, daun
tebal, panjang.
Kegunaan : Tanaman hias, menyerap dan menjerap (intersepsi) debu
dan unsur pencemar udara.
24. Nama lokal : Ki putri
Nama ilmiah : Podocarpus neriifolius
Famili : Podocarpaceae
Ciri khas : Memiliki epimatium pada buahnya, daun tunggal,
alternate, pertulangan sejajar, ujung daun runcing, daun
tebal, pendek dari jamuju.
Kegunaan : Tanaman hias, menyerap dan menjerap (intersepsi) debu
dan unsur pencemar udara.
25. Nama lokal : Araucaria
Nama ilmiah : Araucaria cunninghamii
Famili : Araucariaceae
Ciri khas : Batang silindris, lurus, dan mengelupas. Daunnya bersisik
dan seperti duri (tajam). Jenis ini memiliki buah yang
berbentuk kerucut.
Kegunaan : Kayu untuk veneer, kayu lapis, pulp, meubel
26. Nama lokal : Melinjo
Nama ilmiah : Gnetum gnemon
Famili : Gnetaceae
Ciri khas : Memiliki strobilus, daun tunggal, alternate
Kegunaan : Buah bisa dimakan, untuk bumbu masak, serta daun
mudah untuk sayuran.
27. Nama lokal : Damar
Nama ilmiah : Agathis borneensis
Famili : Araucariaceae
Ciri khas : Daunnya kaku dan tersusun secara opposite. Batang
lurus silindris, kulit batang mengelupas berbentuk
bundar. Daun melebar, ujung daun tidak tajam, biji tidak
bersatu dengan sisik kerucut, kulit mengelupas
berbentuk bundar.
Kegunaan : Menghasil getah kopal
28. Nama lokal : Pinus
Nama ilmiah : Pinus caribaea
Famili : Pinaceae
Ciri khas : Pohon tinggi, tajuk kerucut, 1 fasicle terdiri dari 2 daun
jarum atau 3 daun, kulit batang bercelah-celah dalam.
Kegunaan : Penghasil resin, kayu digunakan untuk pertukangan
29. Nama lokal : Kopi
Nama ilmiah : Coffea canephora
Famili : Rubiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite
Kegunaan : Penghasil kopi (buahnya).
30. Nama lokal : Karet kerbau
Nama ilmiah : Ficus elastica
Famili : Moraceae
Ciri khas : Daun kaku, lebar, dan memiliki daun penumpu yang
mudah rontok. Memiliki akar gantung yang mencekik
pohon inangnya.
Kegunaan : Pengganti formulir liar, pembuatan karet.
31. Nama lokal : Matoa
Nama ilmiah : Pometia pinnata
Famili : Sapindaceae
Ciri khas : Tumbuh tinggi, kayu keras, rasa buahnya adalah
campuran antara rambutan, durian, dan kelengkeng.
Buahnya berbentuk lonjong dan seukuran buah pinang,
ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna
hijau kekuningan
Kegunaan : Kayu sebagai bahan kontruksi bangunan, bantalan.
32. Nama lokal : Rambutan
Nama ilmiah : Nephelium lappaceum
Famili : Sapindaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, alternate, elips, ada tunas
di ketiak daun, ranting berwarna coklat.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, kayu untuk bahan bakar kayu.
33. Nama lokal : Leci
Nama ilmiah : Litchi chinensis
Famili : Sapindaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, edible buahnya yang berwarna
pink-merah bertekstur kasar.
Kegunaan : Buah yang dapat dimakan dan dikelola menjadi sirup.
34. Nama lokal : Jelutung
Nama ilmiah : Dyera costulata
Famili : Apocynaceae
Ciri khas : Batangnya lurus dan silindris, begetah putih.
Kegunaan : Bahan pembuat permen karet.
35. Nama lokal : Bintaro
Nama ilmiah : Cerbera mangahas
Famili : Apocynaceae
Ciri khas : Bergetah putih. Buahnya berbentuk corong, buahnya
selalu terletak berpasangan.
Kegunaan : Buah dapat digunakan sebagai souvenir.
36. Nama lokal : Pulai
Nama ilmiah : Alstonia scholaris
Famili : Apocynaceae
Ciri khas : Daun tunggal. Verticilate, pertulangan primer menonjol,
pertulangan sekunder sejajar, satu pusaran 3-8 helai daun.
Kegunaan : pengobatan alternative herbal, demam, nyeri, tonikum.
37. Nama lokal : Sawo duren
Nama ilmiah : Chrysophyllum cainito
Famili : Sapotaceae
Ciri khas : Bawah daun berwarna keemasan, Buahnya hijau dan
Empuk, daun tunggal, alternate, berbulu, ranting
kecoklatan.
Kegunaan : Buah dapat dimakan, peneduh, tanaman hias.
38. Nama lokal : Nyatoh
Nama ilmiah : Payena leerii
Famili : Sapotaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, getah putih, intrapetiolaris
stipule, tangkai daun spriral.
Kegunaan : Getah Parea, biasa untuk pembuatan bola golf.
39. Nama lokal : Sawo kecik
Nama ilmiah : Manilkara kauki
Famili : Sapotaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, ujung daun membulat, tepi daun
rata, berkumpul diujung, permukaan keputihan /
keperakan
Kegunaan : Buahnya dapat dimakan, tanaman hias, peneduh.
40. Nama lokal : Tanjung
Nama ilmiah : Mimusops elengi
Famili : Sapotaceae
Ciri khas : Tinggi pohon 5 sampai 15 meter. Warna bunganya putih
kekuning-kuningan. Pohon jenis ini harum.
Kegunaan : Tanaman di taman-taman atau jalan sebagai peneduh.
41. Nama lokal : Nyamplung
Nama ilmiah : Calophyllum macrocarpum
Famili : Clusiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, bergetah kuning, helaian daun tebal, dan
tata daun selalu berhadapan.
Kegunaan : Sebagai obat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
42. Nama lokal : Coklat / kakau
Nama ilmiah : Theobroma cacao
Famili : Sterculiaceae
Ciri khas : Buah di batang utama, cabang pohon, daun tunggal.
Kegunaan : Biji dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan/minuman
43. Nama lokal : Durian
Nama ilmiah : Durio zibethinus
Famili : Bombacaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, ujung daun runcing, bagian
bawah daun coklat keperakan.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, kayu untuk pertukangan.
44. Nama lokal : Kepuh
Nama ilmiah : Sterculia foetida
Famili : Sterculiaceae
Ciri khas : Daun menjari, berkumpul pada pangkal ranting,
mengeluarkan bau busuk, ranting yang banyak, tinggi
batang besar menjulang.
Kegunaan : Makanan larva
45. Nama lokal : Bayur
Nama ilmiah : Pterospermum javanicum
Famili : Sterculiaceae
Ciri khas : Bentuk daun asimetris dan permukaan bawahnya
berwarna putih kcoklatan, daun tunggal, alternate, tangkai berbulu.
Kegunaan : Bahan untuk pembuatan kayu lapis, furnitur, perkapalan,
jembatan, pulp dan kertas. Daun dan kulit batang yang
banyak mengandung tanin dapat berkhasiat mengobati
gatal-gatal dan disentri.
46. Nama lokal : Cola
Nama ilmiah : Cola acuminate
Famili : Sterculiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite, buah dan bunga tumbuh
langsung dari kuncup.
Kegunaan : Buah menjadi bahan dasar pembuatan minuman ringan
47. Nama lokal : Jati belanda
Nama ilmiah : Guazuma ulmifolia
Famili : Sterculiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite, besar, berbulu, tepi daum agak
bergelombang, diremas berwarna merah.
Kegunaan : Daun bisa dijadikan pembukus makanan, kayu untuk
kontruksi bangunan.
48. Nama lokal : Manggis-manggisan
Nama ilmiah : Garcinia sp.
Famili : Clusiaceae
Ciri khas : Begetah kuning, Daun tunggal, alternate.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, obat.
49. Nama lokal : Manggis
Nama ilmiah : Garcinia sizygiifolia
Famili : Clusiaceae
Ciri khas : Begetah kuning,. Daun tunggal, alternate.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, obat.
50. Nama lokal : Bodi, bunur merah
Nama ilmiah : Ficus religiosa
Famili : Moraceae
Ciri khas : Daun berbentuk hati, alternate.
Kegunaan : Obat tradisonal, tanaman hias, kayu untuk pertukangan.
51. Nama lokal : Mammea
Nama ilmiah : Mammea siamensis
Famili : Clusiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite, berbunga putih.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, tanaman hias, peneduh.
52. Nama lokal : Gandaria
Nama ilmiah : Bouea oppositifolia
Famili : Anacardiaceae
Ciri khas : Daun tunggal, opposite.
Kegunaan : Buah bisa dimakan
53. Nama lokal : Rengas
Nama ilmiah : Gluta wallichii
Famili : Anacardiaceae
Ciri khas : Getah berbahaya berwarna bening lalu menghitam jika
terkena kulit dapat menyebabkan iritasi hingga menjadi
seperti borok.
Kegunaan : Kayu untuk kontruksi.
54. Nama lokal : Kenari
Nama ilmiah : Canarium zeylanicum
Famili : Burceraceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, berbanir kecil, alternate.
Kegunaan : Penghasil minyak, buah bisa dimakan, bahan pangan,
kerajinan.
55. Nama lokal : Keruing
Nama ilmiah : Dipterocarpus trinervis
Famili : Dipterocarpaceae
Ciri khas : Kulit batang mengelupas, daun lebar. Tepi daunnya
bergelombang, pertulangan daunnya menyerupai anak
tangga, intrapetiolaris stipule, buah bersayap dua.
Kegunaan : Kayu untuk penukangan, obat tradisional.
56. Nama lokal : Gaharu
Nama ilmiah : Aquilaria malaccensis
Famili : Thymelaeaceae
Ciri khas : Tidak berbanir, kulit luar berwarna abu-abu
Kegunaan : Menghasilkan gubal gaharu yang sangat mahal untuk minyak wangi.
57. Nama lokal : Kamper
Nama ilmiah : Dryobalanops aromatica
Famili : Dipterocarpaceae
Ciri khas : Buahnya bersayap dan kelima sayapnya berkembang,
dormansinya singkat. Getahnya bening, beraroma.
Kegunaan : Sumber kamper, untuk dupa, parfum.
58. Nama lokal : Shorea
Nama ilmiah : Shorea guiso
Famili : Dipterocarpaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, intrapetiolaris stipule, ujung
daun runcing, tepi daun bergelombang,
Kegunaan : Kayu untuk kontruksi bangunan.
59. Nama lokal : Meranti tembaga
Nama ilmiah : Shorea leprosula
Famili : Dipterocarpaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, intrapetiolaris stipule, ujung
daun runcing, tepi daun bergelombang, bagian belakang
daun hijau kekuningan.
Kegunaan : Menghasilkan kopal sehingga memiliki nilai ekonomi
yang tinggi.
60. Nama lokal : Ficus
Nama ilmiah : Ficus albipila
Famili : Moraceae
Ciri khas : Pohonnya besar, berbanir besar.
Kegunaan : Dijadikan tempat tinggal/sarang lebah.
61. Nama lokal : Karet
Nama ilmiah : Hevea brasiliensis
Famili : Euphorbiceae
Ciri khas : Daun majemuk menjari, alternate, obovatus, tangkai daun
hijau dan panjang, ada 3 anak daun, begetah putih.
Kegunaan : Getah untuk bahan baku industri, batang dan cabangnya
digunakan sebagai bahan bakat kayu.
62. Nama lokal : Kayu manis
Nama ilmiah : Cinnamomum burmanni
Famili : Lauraceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, oblongus, pertulangan daun
membusur dan ada 3.
Kegunaan : Kulit batangnya diambil untuk bumbu masak.
63. Nama lokal : Nangka
Nama ilmiah : Artocarpus heterophyllus
Famili : Moraceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, bentuk daun ovalus,
intrapetiolaris stipule, daun tipis, bagian atas agak kasar,
bergetah putih, kunat cincin.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, disayur, kayu bisa untuk pertukangan.
64. Nama lokal : Cempedak
Nama ilmiah : Artocarpus sp.
Famili : Moraceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, intrapetiolaris stipule, bergetah
putih, kunat cincin.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, kayu untuk penukangan.
65. Nama lokal : Cemara aru
Nama ilmiah : Casuarina sumatrana
Famili : Casuarinaceae
Ciri khas : Daun majemuk, tata daun verticillate, daun patah-patah,
pohon lebih pendek dari cemara laut.
Kegunaan : Buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk dan
memiliki nilai estetika tinggi.
66. Nama lokal : Karet kerbau
Nama ilmiah : Ficus elastica
Famili : Moraceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, bentuk daun ovalus, daun tebal
ada daging, kunat cincin, intrapetiolaris stipule, buah
semu.
Kegunaan : Tanaman hias, peneduh halaman.
67. Nama lokal : Kenari
Nama ilmiah : Canarium commune
Famili : Bombacaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda 1, berbanir kecil, alternate.
Kegunaan : Penghasil minyak, buah bisa dimakan, bahan pangan,
kerajinan.
68. Nama lokal : Kenari
Nama ilmiah : Canarium indicom
Famili : Bombacaceae
Ciri khas : Daun majemuk ganda satu, berbanir kecil, alternate.
Kegunaan : Penghasil minyak, buah bisa dimakan, bahan pangan,
kerajinan.
69. Nama lokal : Puring
Nama ilmiah : Cordilin sp.
Famili : Euphorbiceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, batangnya menghasilkan lateks
berwarna putih pekat dan lengket.
Kegunaan : Tanaman hias.
70. Nama lokal : Teratai raksasa
Nama ilmiah : Victoria amazonica
Famili : Nymphaceae
Ciri khas : Bentuk daun bundar, permukaan bawahnya berduri,
pertulangan daun menjala, daun harus selalu mengapung
di atas permukaan air, dan lama-kelamaan daun akan
rapuh. Jenis ini memiliki umbi yang tertanam di dalam
lumpur.
Kegunaan : Tanaman hias.
71. Nama lokal : Ki burahol
Nama ilmiah : Stelechocarpus burahol
Famili : Annonaceae
Ciri khas : Daun tunggal, alternate, oblongus, pinggir daun rata,
tangkai daun gelap hitam, daun agak tebal.
Kegunaan : Buah bisa dimakan, biasanya digunakan oleh para putri
keraton.
Di Kebun Raya Bogor terdapat pohon Ficus elastica dan Shorea leprosula yang tumbuh berdampingan. Kedua pohon ini memiliki bentuk yang bermiripan. Masyarakat sering menyebutnya ”pohon jodoh”. Pohon Shorea leprosula atau meranti tembaga dianggap sebagai jantan dan Ficus elastica atau beringin sebagai betinanya.
0 komentar:
Posting Komentar