Minggu, 28 Februari 2010 By: obet

22 Ton Sampah di Bandung Disulap Jadi Kertas

Quote:
BANDUNG - Kerja keras Perusahaan Tetra Pak, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK), serta para aktivis lingkungan hidup di Bandung, yang dirintis sejak beberapa tahun lalu mulai membuahkan hasil. Dalam sebulan mereka kini mampu mengubah 22 ton sampah menjadi pulp, bahan dasar kertas.

"22 ton sampah kertas itu lantas kami olah dan menghasilkan 10 hingga 11 ton pulp per bulan," ujar peneliti BBPK Ligia Santosa di gedung pusat inovasi proses daur ulang sampah produk kemasan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/11/2009).


Selanjutnya, sambung Ligia, bahan dasar kertas tersebut langsung dikirim ke perusahaan-perusahaan produsen kertas di wilayah Jawa Timur dan Jabodetabek untuk dijadikan barang jadi. "Seperti sak semen, gipsum, dan sol sepatu. Kami tidak menyarankan kertas kami digunakan sebagai bahan baku kemasan produk makanan dan minuman lagi," terang dia.

Program yang diluncurkan PT Tetra Pak, BBPK, dan Yayasan Kompak Indonesia ini memang khusus diperuntukkan untuk mendaur ulang sampah kemasan produk-produk makanan dan minuman. Salah satu tujuannya adalah untuk menanggulangi dampak kerusakan lingkungan.

"Tahun lalu saja, kita telah berhasil mendaur ulang 1,5 miliar sampah produk kemasan. Kini hasil kerja kami sudah mulai memasuki tahap komersil," terang Communication Director Tetra Pak, Mignonne Maramis.

Berdasarkan data Tetra Pak, sudah ada 20 perusahaan makanan dan minuman yang menggunakan kemasan kertas yang bisa didaur ulang. Ke depan, Tetra Pak akan berupaya lebih keras agar jumlah tersebut terus bertambah.

"Salah satu kendala yang kita hadapi adalah minimnya pasokan bahan baku. Karena itu kita juga berupaya menyosialisasikan kepada masyarakat agar membantu program ini dengan cara memilah sampah kertas dengan sampah jenis lain," ujarnya.

Selain di Bandung, Tetra Pak juga telah mendirikan fasilitas sejenis di beberapa kota besar lain. Seperti Bali, Surabaya, dan Jakarta.

Di Bandung, Tetra Pak bekerjasama dengan Yayasan Kompak Indonesia untuk membantu mengorganisir para pemulung serta pengepul agar menyetorkan sampah kemasan produk makanan dan minuman ke pabrik.

Program Manager Yayasan Kompak, Iman Irmasyah mengaku awalnya kesulitan menyakinkan para ujung tombak program ini. Mereka khawatir, sampah-sampah yang dikumpulkan tidak akan dibeli.

Namun seiring waktu, kendala tersebut bisa teratasi. "Sekarang sudah ada 15 tempat pembuatan sampah, 17 lapak, dan 1 tempat pembuatan akhir yang sampah-sampah kertasnya oleh para pengelolanya dikirim ke kami," pungkasnya.


Mesin Daur Ulang yang digunakan



Contoh daur ulang sederhana



Kertas Daur Ulang

Mari kita dukung program untuk menjaga lingkungan kita agar tetap asri..Lakukan hal kecil yang kita bisa..Karena sekecil apapun yang Anda lakukan, akan bermanfaat bagi kelestarian bumi kita.
Satu kalimat yang selalu menginspirasi saya yaitu: "Bumi bukanlah warisan dari nenek moyang, tapi bumi adalah titipan dari anak cucu".


Salam Rumput

0 komentar:

Posting Komentar